Aku percaya cinta walaupun aku benci..benci
untuk menjadi gila karena seseorang.
Aku benci tertawa sendiri karena terlalu
bahagia, atau menangis sendiri karena sakit hati.
Aku
mempertanyakan satu hal, apakah cinta
kepada seseorang bisa bertahan lama?
Maksudku, hanya satu orang. Satu orang yang
sama, tetap. Cinta yang konsisten. Apakah cinta yang bertahan lama itu tidak
akan berkurang sedikit pun?
2011. Mungkin bila tak ada tahun itu, aku tidak
akan pernah menemukan jawabannya sekarang.
2011 mengenalkanku pada seorang siswa biasa.
Lelaki tampan yang sama seperti siswa lainnya. Belum ada yang spesial. Belum.
Masih belum ada.
Sampai kudengar ucapannya, kuperhatikan tutur
bahasanya.
Aku melayang. Semuanya indah. Dia. Dirinya.
Kata-katanya! Indah.. Sopan..
Jika kuingat kembali, mungkin aku sudah mulai
menjadi gila saat itu. Tersenyum sendiri, tersipu malu tanpa sebab.
Aku tahu, aku menyukainya. Mungkin dia juga
tahu itu. Kami sama-sama tahu. Dan sama-sama menyukai.
Dia menyayangiku, dan aku menyayanginya lebih
dari yang ia berikan.
Dia baik padaku, dan aku baik padanya lebih
dari yang ia lakukan.
Untuk pertama kalinya, aku benar-benar
terjebak.
Tak lama berselang, datang satu orang lagi
diantara kami. Seseorang yang aku tahu juga mencintainya. Lebih tepatnya, masih mencintainya. Ya.. aku baru tahu
wanita itu mantan pacarnya.
Merasa tak bersalah, kubiarkan wanita itu
menghujat tanpa ku gubris. Aku tak perduli. Benar-benar tak perduli.
Tapi..dia
sepertinya tak berdaya. Mungkin wanita itu memang mantannya, tapi dia tetap
ingin menjaga perasaan wanita itu.
Disitu aku mulai khawatir, merasa tersingkir,
aku merasa tak karuan..
Sampai akhirnya dia menenangkanku. Dia bilang
kami tetap akan bersatu. Dia bilang dia akan selalu melindungiku dari wanita
itu. Dia bilang begitu. Dan aku percaya. Aku selalu percaya ucapannya, bahkan
sampai detik ini.
Benar saja, dia menjagaku. Menutup-nutupi
kedekatan kami agar wanita itu tak murka. Sampai akhirnya wanita itu jera dan
berpaling. Tapi..itu sudah sangat lama. Terlalu lama aku menunggu. Terlalu lama
kami bersembunyi atas kedekatan kami. Aku lelah. Mungkin dia juga.
Wanita lain tetap datang dan pergi. Dan aku
hanya bisa menunjukkan bahwa aku cemburu.
Pernah dalam keadaan emosi aku bilang padanya
tentang kecemburuanku itu, dan dia membalasku dengan emosi juga. Kami sama-sama
gusar, sama-sama kelelahan. Kami tak bicara beberapa hari setelah itu.
Tapi, kau tahu? Saat kami tak saling
menghubungi itu, ada satu hal yang terjadi di luar akal sehatku. Tak dapat ku
percaya.
Saat itu ulangtahunnya, meskipun dalam keadaan
tidak terlalu baik, aku tetap mengucapkan selamat padanya. Terlihat hanya
formalitas. Tapi, alasannya memang karena aku masih peduli. Sangat peduli.
Tapi..dia membalas ucapanku dengan biasa, ucapan
terimakasih umum tanpa basa-basi.
Perasaanku tak enak. Dan benar saja, kulihat
dia membalas ucapan seseorang dengan sangat hangat dan menyenangkan. Dan
ternyata..seseorang itu adalah sepupu sekaligus sahabatku sendiri.
Lelaki yang kucintai, yang melindungiku
berbulan-bulan, yang selalu kuharapkan, ternyata dia dekat, bahkan sangat dekat
dengan sepupuku? Aku kesakitan. Sangat kesakitan.
Sepupuku memang lebih cantik dan baik, tapi..bukan
berarti perasaanku yang harus dikorbankan.
Aku berfikir keras. Bagaimana bisa semua ini
terjadi begitu cepat? Tidak sebanding dengan aku yang dekat dengannya lebih
dulu, bahkan aku dihina, dicaci dan tak henti dihujat oleh mantannya selama
berbulan-bulan. Aku kecewa. Aku tak percaya dia bisa menyakitiku. Kulupakan
semuanya. Kali ini aku benar-benar lelah. Kucoba bersikap normal kepada mereka
berdua. Tak kutunjukkan bahwa aku marah dan kecewa.
Tapi apa? Satu bulan kemudian mereka
berpacaran, tanpa sepengetahuanku. Mungkin aku orang terakhir yang tahu gosip
itu. Aku menghela nafas dalam-dalam. Mengatur bunyinya agar tak terdengar ada
amarah yang mengebu-gebu didalamnya. Aku mencoba menerima semuanya. Semuanya.
Kali ini mereka berpacaran, di depan mataku. Apa
tak sedikitpun salah satu diantara mereka tahu betapa sakit aku melihatnya? Aku
berbalik badan dan bilang bahwa aku ingin pulang. Aku tak sanggup. Terlalu
menyakitkan melihat semua itu.
3 tahun aku lalui seperti itu. Sampai saat
dimana ada masalah diantara mereka, sepupuku bercerita kepadaku. Aku pun mulai
terbiasa, bahkan aku membantu mereka agar terus bersama. Aku terbiasa melakukan
semua itu. Seakan aku baik-baik saja. Mungkin memang semuanya sudah baik-baik
saja. Aku sadari bahwa pepatah “cinta tak harus memiliki” itu benar.
Mereka bahagia, aku tersenyum. Mereka
bertengkar, aku bantu memperbaiki. Mereka bersedih, aku coba menenangkan. Aku
tahu aku kuat. Aku tegar melakukannya.
Sampai akhirnya, mereka tak bisa bertahan.
Mereka memutuskan untuk berpisah. Aku tak senang, malah bisa dibilang sedih.
Mereka berpisah pun, dia tak akan kembali padaku. Tak akan jadi milikku. Kupikir
lebih baik dia dengan sepupuku daripada dengan wanita lain.
Tapi dia berfikir lain, dia memilih untuk tetap
sendiri sejak perpisahan itu. Aku setuju dengan keputusannya.
Sekarang? Ya. Aku masih disini setelah hampir 4 tahun. Aku masih mengikuti jejak hidupnya.
Dan Tuhan membalas semuanya dengan indah. Tuhan
biarkan aku menjadi kuat, aku mengalah, aku memendam emosiku daripada memutuskan
hubunganku dengan sepupuku. Memang bingung rasanya, mereka berdua adalah orang
yang ku sayangi. Aku tidak membenci salah satu, apalagi keduanya.
Tapi sepertinya, keputusanku saat itu tepat.
Hubunganku dengan sepupuku baik baik saja, dan
sekarang lelaki yang selalu kucintai itu kembali ke sampingku. Bukan untuk
menjadi kekasih. Bukan itu yg ku inginkan. Aku ingin kami tetap begini.
Bersama. Tanpa ada status, sehingga tak ada kata “putus” diantara kami. Kami
sama-sama bebas. Dan di sisi lain,sama-sama mengikat juga. Tak bisa kujelaskan
dengan kata-kata. Tapi yang jelas, penantianku selama hampir 4 tahun ini,
membuahkan hasil yang bisa kurasakan sampai sekarang.
Jadi, pertanyaan awalku “apakah cinta kepada seseorang bisa bertahan lama?”, bisa kujawab
sendiri.
Ya. Cinta kepada seseorang bisa bertahan lama,
sangat lama, dan lebih lama lagi. Karena cinta sejati seperti itu, tak akan
jera meskipun harus menerima datangnya cinta yang lain, harus mengalahkan ego
diri sendiri, dan juga..tetap bertahan meskipun tanpa status. Well readers..that's all from me. Thanks! ^^V
Tidak ada komentar:
Posting Komentar