Translate

Minggu, 18 Oktober 2015

MEMENTO. It’s kinda messed up systematic film!



Hello Readers!
Bagaimana rasanya bersua denganku lagi? Haha jangan katakan bosan bila kalian masih membaca tulisanku dan mengunjungi blog-ku. Jadi, begini. Tugasku tentang film belum selesai. Setelah membahas film favoritku, alasan mengapa aku menyukainya, apa pesan yang ku terima, dan analisisku tentang ke-masuk akal-an dari film tersebut, sekarang ada tugas yang lebih menantang lagi yang ku dapatkan. Menurutku, apa yang menjadi kesukaan dan pengalaman kita, pasti lebih mudah diceritakan, dibanding dengan harus menganalisis sesuatu yang menjadi kesenangan atau hasil rekomendasi orang lain. What’s ur opinion?

Well, tapi tugas tetap tugas. Kewajiban tetap kewajiban. Mari kita selesaikan apa yang sudah kita mulai : aku dengan tulisanku, dan kalian dengan bacaan kalian (re:blog-ku). Hehehe. Sebelum kalian membaca lebih jauh dan pada akhirnya merasa bingung, kujelaskan dulu bahwa ini adalah film kedua yang membuatku memutar balikkan otak setelah film “Beautiful Mind”. Jujur aku sangat senang film semacam ini, tapi yang satu ini benar-benar membuatku kagum setengah bengong. Bukan karena filmnya jelek. Sama sekali bukan. Justru pengaturan film ini yang terlampau brilliant, membuatku otakku berbalik maju-mundur mengikuti alur cerita.

Oke, kali ini harus kita mulai dari mana? What is your favorite movie lagi? Ku pikir itu bukan pertanyaan yang tepat untuk tulisan ini. Mengingat bahwa film ini direkomendasikan oleh Kang Zein, dosenku. Lebih tepatnya memang kami diminta untuk menonton film ini dan membuat pos ini sebagai tugasnya. Lalu apa yang perlu ku lakukan? Aku ingin mencoba membahas film ini dengan caraku. Aku bukan orang yang pandai me-review film, jadi kumohon jangan tertawakan. Ini komitmen kita, oke?

M E M E N T O. Apa namanya terlalu asing di telinga kalian? Jika iya, akupun merasakan hal yang sama. Ya. Inilah judul film itu. Karena penasaran, sebelum ku tonton film ini, aku mencoba untuk mencari tahu definisinya. Seperti yang dilansir artikata.com, Memento adalah noun yang berarti: 1. a reminder of past events ; 2. A hint, suggestion, token, or memorial, to awaken memory; that which reminds or recalls to memory; a souvenir. Pengingat dan petunjuk adalah kata kuncinya.





Film ini disutradarai oleh Christopher Nolan. Naskahnya ditulis oleh Nolan berdasarkan cerita pendek buatan adiknya, Jonathan Nolan, "Memento Mori". Dibintangi Guy Pearce (Leonard Shelby), Carrie-Anne Moss (Natalie), dan Joe Pantoliano (Teddy Gammel). Memento disajikan sebagai dua urutan yang berbeda dari adegan berselang-seling selama film: serangkaian hitam-putih yang ditampilkan secara kronologis (alur maju), dan serangkaian urutan warna yang ditampilkan dalam urutan terbalik. Dua sekuens "bertemu" di akhir film, menghasilkan satu narasi lengkap yang seharusnya secara kronologis, urutan hitam-putih datang pertama, urutan warna datang berikutnya.
  
Urutan warna gambar yang terbilang tumpang tindih, secara singkat untuk membantu menunjukkan penonton kepada sebuah fakta bahwa film sedang disajikan dalam urutan terbalik. Tujuan dari sequencing terbalik adalah untuk memaksa penonton agar merasa memiliki pengalaman simpatik terhadap kemampuan Leonard yang rusak, untuk menciptakan kenangan jangka panjang baru, di mana peristiwa sebelumnya tidak teringat, karena penonton “dibuat” sengaja belum melihat mereka (re:peristiwa sebelumnya).

Memento tayang perdana pada 5 September 2000, di Festival Film Internasional Venice dan dirilis di bioskop Eropa dimulai pada Oktober 2000. Hal itu diakui oleh para kritikus, yang memuji struktur non-linier narasi dan motif dari memori, persepsi, kesedihan, dan menipu diri sendiri. Film ini sukses di box office dan menerima berbagai penghargaan, termasuk Academy Award nominasi untuk Best Original Screenplay dan Best Film Editing. Film ini kemudian memasuki peringkat salah satu film terbaik dekade yang dinilai oleh beberapa kritikus dan media.

 Film ini dimulai dengan Polaroid foto dari orang yang sudah mati. Sebagai urutan yang memainkan alur mundur, foto beralih ke negara berkembang yang memasuki kamera sebelum pria itu ditembak di kepalanya. Ini diikuti dengan urutan hitam-putih dan warna yang berselingan. Urutan hitam-putih mulai dengan Leonard Shelby (Guy Pearce) di sebuah kamar motel, ia diperlihatkan sedang berbicara dengan seorang penelepon yang tidak disebutkan namanya dan tidak ditampilkan di layar.

Leonard memiliki Anterograde Memory Loss dan tidak dapat menyimpan kenangan yang baru terjadi. Leonard menjelaskan bahwa kerusakan otaknya itu berawal saat ia membunuh penyerang yang memperkosa dan mencekik istrinya (Jorja Fox), tetapi tiba-tiba datang orang kedua yang memukulnya dan langsung melarikan diri. Polisi tidak menerima pertanyaan Leonard tentang adanya penyerang kedua, namun Leonard meyakini bahwa nama penyerang adalah John (atau mungkin James), dengan nama belakang dimulai dengan G.

Leonard melakukan investigasi sendiri menggunakan sistem catatan, foto Polaroid, dan tato. Sebagai penyidik ​​asuransi, Leonard selalu mengenang satu orang client-nya, Sammy Jankis (Stephen Tobolowsky), yang juga didiagnosis dengan kondisi yang sama. Istri diabetes Sammy (Harriet Sansom Harris), yang tidak yakin apakah kondisi Sammy adalah asli, berulang kali meminta suntikan insulin untuk mencoba mengetes Sammy apakah dia ingat atau tidak bahwa dia sebenarnya telah melakukan suntikan sebelumnya. Ternyata Sammy tidak ingat, alhasil sang istri jatuh koma dan meninggal.

Urutan warna yang ditampilkan dalam urutan kronologis terbalik. Dalam kronologi cerita, Leonard mendapat tato, berdasarkan petunjuk untuk dirinya sendiri, dari plat John G. Lalu ia menemukan catatan di pakaiannya, dan bertemu Natalie (Carrie-Anne Moss), seorang bartender yang membenci Leonard saat ia memakai pakaian dan drive mobil pacarnya, Jimmy. Setelah memahami kondisinya, dia memanfaatkannya untuk membuat Leonard mendorong seorang pria bernama Dodd (Callum Keith Rennie) keluar dari kota dan menawarkan plat untuk membantu penyelidikan.

Sementara itu, Leonard menemukan sebuah kontak, Teddy (Joe Pantoliano). Teddy membantu Dodd, tapi memperingatkan dia tentang Natalie; Namun, Leonard sudah menulis di foto Teddy, Don’t believe his lies. Natalie memberikan Leonard sebuah SIM, yang menunjukkan identitas John Edward Gammell, nama lengkap Teddy. Mengkonfirmasikan informasi yang dimiliki Leonard tentang "John G" dan peringatan yang ditulisnya, Leonard bertemu Teddy dan mendorong dia menuju sebuah bangunan yang ditinggalkan, dan mencoba membunuhnya seperti yang terlihat pada permulaan film.

Dalam hitam-putih urutan terakhir, diminta oleh si penelepon, Leonard bertemu Teddy di lobi motel. Teddy adalah seorang perwira yang menyamar dan telah mempertemukan Leonard dengan "John G", pacar Natalie Jimmy Grantz (Larry Holden), dan mengarahkan Leonard ke bangunan yang ditinggalkan sama di luar kota. Ketika Jimmy tiba, Leonard mencekik dia dan mengambil foto tubuh Jimmy.

Leonard bertukar pakaian dengan Jimmy, ia mendengar bisikan Jimmy, "Sammy". Seperti yang kita ketahui, Leonard hanya menceritakan kisah Sammy untuk orang-orang yang telah bertemu, akhirnya ia meragukan Jimmy adalah penyerang yang ia maksud. Teddy tiba dan menegaskan bahwa Leonard telah membunuh penyerang nyata lebih dari setahun yang lalu, setelah membantu Leonard menemukannya. Teddy mengklaim bahwa "John G" adalah nama umum, dia akan terus lupa, dan memulai pencarian lagi.

Selanjutnya, Teddy menjelaskan kepada Leonard bahwa istrinya sendiri yang jatuh ke dalam koma karena overdosis insulin seperti kisah Sammy. Setelah mendengar penjelasan Teddy, Leonard sadar dan membakar foto dari tubuh Jimmy. Ia memasuki mobil Jimmy dan mencatat plat nomor Teddy. Dia benar-benar lupa kejadian yang baru terjadi sebelumnya dan menganggap Teddy sebagai penyerang kedua, yang selanjtnya bisa kita pastikan akan mengarah pada peristiwa kematian Teddy. Meskipun pada saat itu, film sudah berakhir.

Dari summary film yang kutulis di atas (ku harap cukup jelas), memperlihatkan film dengan ketelitian, dan kreativitas tinggi. Jangankan untuk membuat film semacam ini, me-review-nya saja sudah membuat kepalaku terasa berat. Dengan film sebagus ini, banyak sekali penghargaan yang didapatkan dan tentunya mereka bisa mendapatkannya karena apresiasi para penggemar. Mereka tampil beda dengan genre “mystery thriller” yang terdengar mainstream. Yang sampai detik ini, membuatku terkagum-kagum.

Sekali lagi, film ini bukan favoritku. Tapi, aku senang bisa menonton karya sebagus dan se-keren ini. Menurutku, yang penting dan patut disinggung dari film ini bukan genrenya, tapi kemampuan film ini memadukan seni dan science. Itu yang membuatku memberikan 11 dari 10 poin jika ku bisa. Juga pemikiran sujet (presentasi film) dipikirkan dengan sangat rapi dan matang. Saat ini malah aku sedang memikirkan, bagaimana lagi aku bisa mengapresiasi karya ini? Menonton dan menulis tentangnya, bahkan kurasa belum cukup.

Aku adalah seorang mahasiswa biasa yang pada awalnya merasa terpaksa menonton film ini. Aku yang sedari awal menganggap ini tugas dan terlanjur menegatifkan persepsi. Yang kupikirkan hanya beban, padahal film itu seharusnya dinikmati. Dinikmati lalu dimaknai.  Dan itulah yang sekarang sedang kucoba lakukan. Memaknai film ini dan semua pesan yang tersirat di dalamnya. Aku yakin pasti ada. Bahkan sangat dalam.

We all need mirrors to remind ourselves who we are. I'm no different.” Kupikir ini adalah salah satu quote yang kuingat. Pesan yang  menjelaskan pada kita seberapa penting “bercermin” itu. Menurutku, bercermin bukan hanya untuk mengetahui siapa kita, tapi juga untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Mempergunakan kelebihan bagi hal-hal baik, dan mem-positif-kan otak kita tentang kekurangan kita sendiri. Berbeda dengan kesalahan yang perlu diperbaiki. Selain itu, bercermin itu berlaku untuk semua orang. Orang yang merasa sempurna dan orang yang memiliki kekurangan seperti Leonard pun pantas melakukannya.

Satu lagi kata-kata dari seorang Leonard Shelby yang sanat valid menurutku, “Memory can change the shape of a room; it can change the color of a car. And memories can be distorted. They're just an interpretation, they're not a record, and they're irrelevant if you have the facts.”. Betul, bahwa memori itu adalah pemetaan citra, ruang, dan bentuk bayangan lainnya ke dalam otak kita. kata-kata Leonard membuatku bertanya, lalu dapatkah kita mempercayai memori? Seiyanya itu adalah bayangan pengalaman yang pernah kita dapatkan. Dari mana kita tahu bahwa itu valid dan kita tidak memerintah otak untuk memodifnya? Fakta akan selalu dibutuhkan. Meskipun memori adalah satu hal primer juga pada seorang manusia.

Lalu sekarang menurut kalian, apakah film yang telah kuceritakan ini logis dan nyata? Menurutku, ya untuk logis dan tidak untuk nyata. Masuk akalnya adalah karena sangat wajar jika orang yang kecelakaan lalu terbentur kepalanya begitu keras, dia akan mengalami gangguan pada otaknya. Termasuk amnesia anterograde ini. Amnesia anterograde adalah hilangnya kemampuan untuk menciptakan kenangan baru setelah peristiwa yang menyebabkan amnesia, yang mengarah ke ketidakmampuan parsial atau lengkap untuk mengingat masa lalu, sementara kenangan jangka panjang sebelum kecelakaan tetap utuh. Dan amnesia ini dapat dijelaskan dalam science.

Selain itu, disebut masuk akal karena sangat manusiawi jika kita marah teradap orang yang telah menyakiti orang yang sangat kita cintai. Di Indonesia pun banyak kejadian pembalasan dendam semacam itu, hebatnya seorang Leonard terus menerus membunuh orang-orng bernama John. G tanpa tertangkap, malah seorang perwira membantuya mencari pelaku pembunuhan istrinya. Adil tidaknya mungkin diputuskan sesuai undang-undang mereka. Hehehe.

Setelah itu, mengapa aku berpendapat bahwa film ini tidak nyata? Karena menurutku cerita pembunuhan istri, lalu kerusakan otak dan semua kejadian yang ada dalam cerita ini adalah rekaan. Yang nyata adalah amnesianya. Amnesia ini memang benar-benar ada tetapi sekali lagi jalan ceritanya adalah rekaan. Seperti yang sudah saya singgung di awal, bahwa pembuatan film ini terinspirasi dari cerpen buatan adik sang sutradara. Yang mana cerpen itu adalah relatif fiksi, meskipun ada juga cerpen yang berdasarkan pengalaman pribadi.

Well, last but not least, satu hal yang ku sadari dari esensi tugas ini adalah, mempelajari manusia tidak sebatas melalui buku, atau harus selalu menghampiri orang-orang yang justru belum tentu menerimamu. Banyak sekali media yang dapat kita gunakan di masa modern ini, orang bukan hanya mengabarkan dan memberi tahu dunia apa yang terjadi lewat tulisan, tapi sudah bisa divisualisasikan, disimulasikan lewat adegan dan jalan cerita dalam film.

Selain itu, menonton film ini membuat kita menyadari bahwa kita terlalu sering men-judge tanpa mengerti dan memposisikan diri bagaimana sulitnya jika kita menjadi dia. Mereka yang memiliki kekurangan, selalu berusaha menyesuaikan diri sekeras mungkin, agar dapat masuk dan diterima di kehidupan sosialnya, tapi apakah kita sudah memposisikan dan menyesuaikan diri dengan mereka? Belajar menghargai dan mengapresiasi. Menurutku, itu luar biasa penting.

Oh ya, ingat tadi kubilang bahwa memori itu primer tapi kenyataan di dunia luar mungkin mematahkannya? Apa yang kalian pikir useless, mungkin pada kenyataannya sangat berharga bagi orang lain. Lalu, apa yang menurut kalian baik, malah tidak berguna bagi orang lain. Lakukan saja apa yang bisa kalian lakukan bagi mereka yang membutuhkan. Toh faktanya sesuatu hal baik sekecil apapun akan selalu berkesan bagi orang yang menerimanya.

Ada kalanya kita memang harus mempercayai dunia. Tanpa mencampuradukkannya dengan apa yang kita pikirkan. Rasakan dunia dengan murni. Kita tidak akan pernah tahu kapan pikiran kita menjadi negatif dan membawa kita kepada kesalahan. Thankyou for this cool task, Mr. Zein!

“I have to believe in a world outside my own mind. I have to believe that my actions still have meaning, even if I can't remember them. I have to believe that when my eyes are closed, the world's still there. Do I believe the world's still there? Is it still out there?... Yeah.”(Leonard Shelby, 2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar